Minggu, 07 April 2013

Tanda-tanda Husnul Khatimah


“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki”. (QS.Ali Imran: 169)

Di antara tanda-tanda husnul khatimah :
1. Mengucapkan kalimat syahadat  saat datangnya ajal. Banyak hadits tentang hal ini, di antaranya sabda Nabi saw : “Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah Laa ilaaha illallah” maka ia akan masuk  surga”.

2. Meninggal dalam keadaan kening berkeringat. Berdasarkan hadits Buraidah bin Al-Khusaib ra bahwa ia berada di  Negeri Khurasan, lalu suatu ketika ia menjenguk saudaranya yang sedang sakit dan mendekati ajalnya. Dahinya berkeringat, maka Buraidah mengatakan, “Allahu Akbar, aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Seorang mukmin itu wafatnya dalam keadaan berkeringat keningnya”.

3. Meninggal pada malam Jum’at atau siang harinya. Nabi  saw bersabda: “Tidaklah seorang muslim meninggal pada Hari Jum’at atau malam Jum’at melainkan Allah akan menjaganya dari fitnah kubur”

4. Mati syahid di medan perang. Allah berfirman: "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman" (Q.S Ali Imran 169-171)

Nabi saw bersabda: "Orang yang mati syahid akan mendapatkan enam  hal: Akan diampuni dosanya di saat menetes darahnya yang pertama.  Dapat menyaksikan tempatnya di surga. Terhindar dari siksa kubur. Aman dari ketakutan yang dahsyat. Dihiasi dengan perhiasan iman. Dinikahkan dengan bidadari dan diberi izin untuk memberi syafaat pada tujuh puluh orang dari kerabatnya".

5. Mati dalam berperang di jalan Allah. Berdasarkan sabda Nabi saw : "Menurut kalian siapakah orang yang mati syahid itu? Para shahabat menjawab: "Wahai Rasulullah SAW, orang yang terbunuh di jalan Allah, dialah yang matinya dalam keadaan syahid. Nabi SAW bersabda: "Kalau demikian orang yang mati syahid dari umatku sedikit sekali. Para shahabat lalu bertanya: Kalau begitu siapa mereka wahai Rasulullah? Beliau menjawab: "Siapa yang terbunuh di jalan Allah, maka ia mati syahid, siapa yang mati di jalan Allah, maka dia mati syahid, siapa yang mati karena wabah penyakit tha'un maka dia mati syahid, siapa yang mati karena sakit perut maka dia mati syahid, dan orang yang tenggelam  matinya syahid"

6. Mati karena wabah penyakit. Ada beberapa hadits berkaitan dengan hal ini, di antaranya: “Wabah penyakit tha’un itu adalah mati syahid bagi setiap muslim”

7. Mati karena sakit perut, berdasarkan sabda nabi SAW dalam hadits di atas: "….. Siapa yang mati karena sakit perut maka dia mati syahid"
8. Mati tenggelam dan terbakar, berdasarkan sabda Nabi saw: "Orang yang mati syahid itu ada lima: orang yang mati karena wabah penyakit, orang yang mati karena sakit perut, orang yang tenggelam, orang yang tertimpa reruntuhan bangunan, dan orang yang mati syahid di jalan Allah"

9.  Meninggalnya seorang wanita yang melahirkan anaknya di saat nifas. Berdasarkan hadits 'Ubadah bin Shamit ra bahwa Rasulullah saw menjenguk Abdullah bin Rawahah ra 'Ubadah mengatakan bahwa Rasulullah tidak jauh dari tempat tidurnya. Beliau saw bersabda: "Tahukah (kalian) siapa orang yang mati syahid dari ummatku? Para shahabat menjawab: "Seorang muslim yang dibunuh. Lalu Nabi saw bersabda: "Kalau demikian orang yang mati syahid dari umatku sedikit sekali, Terbunuhnya seorang muslim adalah syahid baginya, siapa yang mati karena wabah penyakit maka dia mati syahid, seorang wanita yang meninggal dengan sebab anaknya di saat nifas maka ia mati syahid, anaknya akan menuntunnya ke surga"
10. Mati terbakar. Dan Penyakit pinggang (memar atau angin yang tertahan dipinggang (semacam angin duduk) dan menyebabkan rasa sakit dan sesak nafas), Banyak hadis yang masyhur tentang hal ini. Dari Jabir bin 'Utaik secara marfu': "Orang yang mati syahid selain orang yang meninggal di jalan Allah ada tujuh: "Orang yag meninggal karena penyakit tha'un, orang yang tenggelam, Dan Penyakit pinggang, orang yang meninggal karena sakit perut, orang yang mati terbakar, orang yang tertimpa reruntuhan bangunan, dan seorang wanita yang meninggal di saat nifas, maka ia mati syahid"

11. Meninggal karena terserang penyakit TBC, berdasarkan sabda Rasulullah saw: "(Orang) yang terbunuh di medan perang mati syahid, wanita yang meninggal di saat nifas mati syahid, orang yang terbakar mati syahid, orang yang tenggelam mati syahid, orang yang meninggal karena terserang penyakit TBC mati syahid, dan orang yang mati karena sakit perut mati syahid"

12. Mati karena mempertahankan harta yang akan dirampok. Terdapat beberapa hadits dalam hal ini, di antaranya: "Orang yang meninggal karena mempertahankan hartanya (dalam sebuah riwayat: orang yang diambil hartanya dengan jalan yang tidak benar, lalu ia mempertahankannya kemudian terbunuh"

13. Mati karena membela agama dan jiwa. Nabi saw bersabda: "Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya, maka dia mati syahid, siapa yang terbunuh karena membela keluarganya maka ia mati syahid, orang yang terbunuh karena membela agama maka dia mati syahid, dan orang yang terbunuh karena membela jiwanya maka dia mati syahid"

14. Mati di saat berjaga di jalan Allah. Terdapat dua hadits, salah satunya: "Berjaga (ketika jihad) adalah lebih baik (nilainya) dari berpuasa dan shalat malam selama sebulan, seandainya ia meninggal, maka akan diteruskan amalannya, rizkinya akan mengalir, dan ia akan aman dari para penanya di alam kubur" (H.R Muslim)

15. Mati ketika beramal shaleh, berdasarkan sabda Nabi saw: "Barangsiapa yang mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah hanya karena mengharap wajah Allah, maka ia akan diwafatkan dengan (mengucapkan) kalimat tersebut, ia akan masuk surga. Barangsiapa yang berpuasa hanya karena mengharap wajah Allah, maka akan dijadikan akhir hayatnya dalam keadaan berpuasa, ia akan masuk surga dan barangsiapa yang bersedekah dengan hanya mengharap wajah Allah, maka akan dijadikan akhir kehidupannya dalam keadaan bersedekah, ia akan masuk surga"

16. Orang yang dibunuh oleh penguasa yang dzolim, disebabkan ia menasehatinya. berdasarkan sabda Nabi saw: "Penghulunya para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthalib dan orang yang mendatangi penguasa yang dzalim, lalu ia memerintahkan dan melarangnya (maksudnya menasehatinya) lalu ia dibunuh (oleh penguasa tersebut)".

Begitu pula pujian kebaikan dari orang-orang sholeh pada si mayit, paling sedikitnya dua. Terdapat beberapa hadist tentang hal ini, di antaranya:

Dari Anas ra berkata: (suatu ketika) ada jenazah lewat di hadapan Nabi saw, lalu jenazah tersebut mendapat pujian kebaikan. Orang-orang mengatakan: Sepanjang pengetahuan kami ia mencintai Allah dan Rasul-Nya. Maka Nabi saw bersabda: "Wajib baginya, wajib baginya, wajib baginya". Kemudian datanglah jenazah lain, tetapi banyak orang yang mencelanya. Mereka mengatakan: "Seburuk-buruk orang dalam agama Allah". Maka Nabi saw bersabda: "Wajib baginya, wajib baginya, wajib baginya".

Umar lalu bertanya: "Ayah dan ibuku menjadi tebusan bagimu. Tadi ada jenazah lewat lalu mendapatkan pujian, maka engkau mengatakan: "Wajib baginya, wajib baginya, wajib baginya". Dan lewat jenazah yang lain, lalu mendapat celaan, maka engkau mengatakan: "Wajib baginya, wajib baginya, wajib baginya". Maka Rasulullah SAW menjawab: "Siapa yang kalian puji dengan kebaikan, maka wajib baginya surga, dan siapa yang kalian cela, maka wajib baginya neraka. Orang-orang yang beriman adalah saksi Allah di muka bumi. Allah memiliki para malaikat yang mengucapkan sesuai dengan penilaian Bani Adam terhadap seseorang, baik itu kebaikan atau keburukannya.

Dari Abul Aswad Ad-Daili berkata: Aku mengunjungi Madinah ketika terjadi wabah sehingga terjadilah kematian dengan cepat. (Suatu saat) aku duduk di samping Umar bin Khattab ra, tiba-tiba lewatlah jenazah, lalu jenazah tersebut mendapat pujian. Maka Umar berkata: "Wajib". Lalu aku bertanya: "Apa yang wajib wahai Amirul Mukminin?" Beliau menjawab: "Aku mengatakan sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi saw: "Seorang muslim siapapun dia yang mendapat kesaksian kebaikan dari empat orang, maka    Allah   akan    memasukkannya ke surga".   Maka  kami  bertanya:  Tiga orang.

Nabi menjawab: "Begitupula (kesaksian) tiga orang". Kemudian kami bertanya lagi: "Dua orang". Maka Nabi menjawab: " Begitupula (kesaksian) dua orang". Kami tidak bertanya kalau satu orang.

Siapa yang selalu ingat, berdzikir dan mencintai Allah dalam hidupnya, maka ia akan memerlukan amalan-amalan tadi di saat ruhnya keluar menuju Allah Tabaraka wa Ta'ala. Sebaliknya siapa yang sibuk dengan selain Allah di saat hidupnya, maka akan berat baginya untuk ingat pada Allah ketika menjelang maut jika ia tidak mendapat pertolongan dari Allah. Karena itulah, sudah selayaknya bagi orang yang berakal untuk selalu melazimkan hati dan lisannya untuk berdzikir dan taat pada Allah dimana pun ia berada, untuk menghadapi saat sakaratul maut yang seandainya luput darinya (maksudnya tidak mengingat Allah di saat itu-pent), maka ia akan celaka selama-lamanya. Ya Allah perbaikilah jiwa-jiwa kami dengan dzikir kepadaNya, cinta, dan mengenal-Mu. Sucikanlah ia, Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya.
Continue reading...

Jiwa Tauhid Memberantas Sifat Takut


“Sesungguhnya orang-orang  yang mengatakan: Allah itu Tuhan kami, kemudian mereka berpendirian teguh (istiqamah), maka  malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (berkata): Jangan kamu takut dan jangan berduka-cita, dan terimalah berita gembira memperoleh surga yang telah dijanjikan kepada kamu.  Kami menjadi pelindung kamu dalam kehidupan di dunia ini dan di hari akhirat. Di sana kamu memperoleh semua apa yang menjadi keinginan jiwamu (hatimu)  dan di sana kamu memperoleh semua apa yang kamu minta.” (Fushilat : 30-32)

Takut adalah penyakit rohaniah
Dalam suatu perjuangan seringkali manusia dikalahkan oleh musuh-musuh yang bercokol dalam  tubuhnya  sendiri,    yang    menjadi musuh  dalam  selimut dan merupakan penyakit rohaniah. Penyakit itu di antaranya adalah sifat takut.

Perasaan  takut  itu  adalah satu gejala kejiwaan yang amat berbahaya. Rasa takut  timbul  karena  jiwa tidak kuat menghadapi masalah-masalah atau tantangan yang dihadapi. Adakalanya juga karena memang ditakut-takuti, diintimidasi, mendapat teror mental dan fisik,   khawatir kalau dipencilkan, dipecat, ”periuk nasi akan terbalik” (kehilangan sumber hidup), dan berbagai kesangsian lainnya. Acapkali pula kekhawatiran itu dianggap terlalu besar, bahkan ada juga orang yang takut kepada bayang-bayang, hantu di siang bolong, dan lain-lain.

Ada ahli fikir yang mengibaratkan rasa takut semacam ini sebagai suatu penjajahan. Bentuk penjajahan tersebut bermacam-macam, ada yang datang dari dalam dan luar. Orang yang masih dijajah oleh rasa takut pada hakikatnya belum merdeka, masih dikuasai oleh satu penjajahan besar. Mohammad Natsir pernah mengatakan bahwa ”Penjajah yang lahir itu hanyalah manifestasi dari induk-penjajah, yang bernama rasa takut. Rasa takut ini melumpuhkan jiwa, menghilangkan inisiatif, dan mematikan daya cipta suatu masyarakat.”

Hanya dalam satu hal ada kebaikan rasa takut itu, yaitu takut dalam kesalahan, takut menegakkan benang basah atau yang bathil, seperti yang disebutkan dalam peribahasa : ”Takut karena salah, berani karena benar”.

Pada saat seseorang dihinggapi rasa takut ketika memulai suatu usaha atau pekerjaan, pada hakikatnya pada saat itu juga dia sudah mengahadapi kegagalan. Perhatikanlah seorang pengusaha yang takut menghadapi kerugian, dia tidak berani membuat transaksi besar dan akhirnya ia akan tetap menjadi tukang warung sepanjang zaman.

Salah satu akibat yang fatal dari rasa takut itu ialah semangat maju-mundur dalam menghadapi suatu hal. Hati dari dalam mengatakan supaya maju, tapi kaki menggerakkan supaya mundur. Yang lebih celaka lagi, orang-orang yang dicekam rasa takut itu pada umumnya tidak memiliki harga diri dan prestise yang dinamakan ’iffah.

’Iffah itu ialah naluri pembelaan terhadap diri sendiri apabila diperlakukan orang dengan perilaku yang tidak wajar. Orang-orang yang dihinggapi rasa takut itu akan ”menelan” saja hinaan yang dilemparkan kepadanya, walaupun hati kecilnya mengatakan perbuatan itu tidak pantas dan tidak adil. Dia tidak berani menantang dan melawan , sebab dihambat oleh rasa takut. Berbeda halnya orang yang mempunyai ’iffah itu, seluruh urat syarafnya akan bergerak, darahnya mengalir dan mendidih, dihadapinya tanpa bimbang walaupun posisi dan kekuatan lawannya itu jauh lebih besar.

Dapat disimpulkan bahwa rasa takut itu adalah suatu penyakit rohani yang harus diberantas.

Jiwa Tauhid memberantas rasa takut.
Salah satu kekuatan yang paling ampuh untuk memberantas rasa takut ialah dengan mempertebal dan menghayati jiwa Tauhid. Yaitu kepercayaan yang bulat dan tunggal terhadap kekuasaan Illahi. Dalam segala situasi dan kondisi senantiasa diingat kebesaran dan kekuasaan Allah dan hanya merasa takut kepada-Nya saja.

Pada ayat yang dikutip di atas, ditegaskan bahwa saripati Tauhid itu dirangkaikan dalam pengakuan yang bulat dan mutlak bahwa Tuhan itu ialah Allah (Rabbunallah), dan supaya pengakuan itu dipegang teguh (istiqamah) dalam setiap keadaan.

Dalam menafsirkan Rabbunallah itu, Sayid Quthub dalam tafsir ”Fi Zilalil Quran” (jilid VII) menyatakan:
”Perkataan Rabbunallah bukanlah semata-mata diucapkan saja. Tetapi menjadi dasar akidah di dalam jiwa, jalan yang sempurna dalam kehidupan untuk menghadapi setiap keadaan dan perkembangan. Menjadi landasan berfikir dan menimbang bagi manusia dalam setiap hubungan dan kegiatan dalam wujud ini.” Selanjutnya dinyatakan:
  1. Rabbunallah, hanya kepada Allah manusia mengabdi dan (menyembah); kepada-Nya muka dihadapkan; hanyalah Dia yang ditakuti, dan Dia-lah yang menjadi tempat bersandar dan bergantung.
  2. Rabbunallah, berarti tidak ada yang dapat menimpakan bala kepada seseorang kecuali Dia; tidak ada yang ditakuti dan tidak ada yang dipandang selain  Allah.
  3. Rabbunallah, berarti setiap yang timbul, pikiran dan takdir menghadap kepada-Nya dan mengharapkan ridha-Nya.
  4. Rabbunallah, berarti tidak ada tempat meminta keadilan kecuali kepada-Nya; tidak ada pimpinan kecuali petunjukNya
  5. Rabbunallah, berarti setiap orang dan benda yang berada di alam semuanya bergantung kepada Allah.
  6. Rabbunallah, adalah jalan yang menuju kepada tujuan itu, bukanlah hanya kalimat yang sekedar diucapkan dan bukan pula sebagai pengikat yang tak ada kaitannya dengan peristiwa dalam kehidupan. 
Akhirnya Sayid Quthub mneyimpulkan, bahwa ketetapan hati (istiqamah) yang berlandasakan Rabbunallah (hanya Allah-lah Tuhan kita), adalah tali yang teguh dan kuat, yang membuat mental dan fisik bisa bertahan merupakan pegangan hidup. Istiqamah menumbuhkan sikap sabar dalam memikul semua beban, tidak ragu-ragu mengahadapi kesulitan demi kesulitan. Siapa yang mempersunting sikap jiwa yang demikian, dia akan menerima nikmat yang besar.

Semangat tauhid yang memantul dari pengakuan Rabbunallah itu mampu memberantas rasa takut yang menjadi rintangan bagi manusia dalam menentukan pendirian, dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun.

Efek jiwa Tauhid
Adapun efek jiwa dan semangat Tauhid itu berdasarkan ungkapan pada ayat tersebut ada 5 macam, yang dapat dihayati dalam kehidupan di dunia ini maupun dalam kehidupan di akhirat kelak. Kelima nilai-nilai tersebut ialah:
1)     Memberantas rasa takut

2)     Menghilangkan semangat dukacita

Dukacita dalam kehidupan dan perjuangan adalah sikap jiwa yang negatif. Dukacita (risau) atau murung membuat manusia selalu bermenung, berkhayal, membuat ”istana di awang-awang”, menghilangkan energi, statis, tidak mempunyai gairah dan lain-lain. Fikiran selalu dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman pahit dan kegagalan di masa lampau dan tidak berusaha menarik pelajaran dari peristiwa itu.

3)     Mempunyai semangat pengharapan
Senantiasa mempunyai semangat pengharapan (optimisme), sebab percaya sepenuhnya janji Ilahi yang akan menganugrahkan taman kehidupan yang indah (surga) bagi orang-orang yang berpegang kepada Tauhid Uluhiyah (meng-Esakan Allah) dan melaksanakan Tauhid Ubudiyah (berbakti dan menyembah Allah)

4)     Menikmati kebahagiaan dunia dan akhirat 
Allah SWT akan bertindak sebagai Pelindung terhadap orang-orang yang berjiwa Tauhid, mengaruniakan nikmat baik dalam kehidupan di dunia ini maupun dalam kehidupan di akhirat.

5)     Sukses dalam mencapai cita-cita
Segala sesuatu yang diinginkan akan dipenuhi Ilahi, diberikan kemudahan dan sukses untuk mencapai cita-cita, segala permintaan akan diperkenankan.

Demikianlah pengaruh  jiwa tauhid itu,  bukan    saja    untuk    memberantas  rasa takut, kerisauan, sifat murung dan sikap-sikap jiwa lainnya yang negatif, tetapi selain dari itu merupakan sumber yang akan memancarkan sikap jiwa yang positif dalam menghadapi pasang-naik dan pasang surut kehidupan ini.
Continue reading...
 

Visitor Online

Followers

Zona Artikel Copyright © 2011 Not Magazine Transparent 3 Column is Designed by Yudi